- NATO (No Action, Talk Only)
- NASO (No Acton Strategy Only)
- NADO (No Action Dream Only)
- NAMO (No Action Meeting Olny)
- NABO (No Action Briefing Only)
- NACO (No Action Concept Only)
- NARO (No Action Review Only)
Kedua, NASO (No Acton Strategy Only), penyakit merasa terlalu pintar, dengan ilmu yang tidak membumi, sehingga sebenarnya ilmunya usang menurut perkembangan zaman, walaupun kelihatan ilmu baru bila dilihat dari buku cetakan. Padahal banyak buku cetakan yang sudah ketinggalan zaman.
Ketiga, NADO (No Action Dream Only), penyakit panjang angan-angan bukan angan-angan panjang., mereka senang sekali, melakukan impian-impian namun tidak segera melangkah untuk mencapai impian itu. Kalau ini dibiarkan, namanya bukan impian, tetapi mengigau, yaitu ngomong terus, padahal dirinya tidur. Dan kalau dibiarkan terus lagi dan tidak segera diobati, bukan pemimpi yang bermimi besar setelah tercapai mimpi besar lagi. Tetapi mereka tergolong pada pemimpi yang bermimpi, namun pada level mimpi basah saja. Yaitu, usia semakin bertambah, tapi tetap saja prilaku kekanak-kanakan.
Keempat, NAMO (No Action Meeting Olny), penyakit pimpinan yang jaga image bukanjaga potensi. Orang yang naik jabatannya, dan tidak disertai penambahan ilmu yang berkaitan dengan jabatan itu, biasanya menjadi JAIM, yaitu Jaga Image bukan JAPON, yaitu jaga potensi. Kita banyak meeting, agar kelihatan berwibawa dan punya kuasa.
Kelima, NABO (No Action Briefing Only), penyakit orang yang tidak bisa mendelegasikan tugas. Menganggap bawahan adalah orang-orang yang tidak bisa bekerja. Sehingga, harus di briefing terus.
Keenam, NACO (No Action Concept Only), penyakit ilmuan yang tidak membumi, terlalu banyak diskusi masalah definisi tanpa aksi. Mereka senang bermain-main dengan definisi, mengartikan konsep-konsep. Karena terlalu banyak membuat definisi, akhirnya lupa aksi.
Ketujuh, NARO (No Action Review Only), penyakit terlalu banyak pengalaman, mereka paling senang mengambil pelajaran dari setiap kejadian. Tidak salah memang, mengambil pelajaran dalam setiap kejadian, tapi harusnya kita bisa mengambil pelajaran terhadap apapun sebelum kejadian itu terjadi. Maksudnya adalah, kita harus bisa memprediksi kejadian-kejadian yang akan terjadi, sebab Tuhan selalu memberikan sinyal-sinyal yang mampu dibaca bagi yang mau berikir.Bukan berarti kita tidak boleh bicara, tidak boleh mengatur strategi, tidak boleh punya impian, tidak boleh meeting, tidak boleh membuat konsep-konsep, tidak boleh melakukan review. Tetapi kalau tidak hati-hati, prilaku yang berlebihan pada sektor itu jutru menyebabkan kita menjadi “bablas kesempatanne”, yaitu peluang-peluang yang ada didekat kita pergi begitu saja. Kesempatan, itu juga makluk sibuk, yang juga tidak akan sabar menunggu orang yang terlalu banyak bicara, terlalu banyak membuat impian, terlalu banyak miting, terlalu banyak membuat konsep-konsep, dan terlalu review terus. Berani menghadapi, aneka permasalahan hidup dengan tidak terlalu banyak menkonsumsi virus-virus penyebab bablas kesempatane !!! Bagaimana Anda.
sumber : http://masamri.multiply.com/journal/item/28/Bablas_kesempatane
AYO JANGAN JADI ORANG yang NO ACTION


